JALAN JALAN KE KAMBOJA

Hai.. Sebelumnya terimakasih karena sudah mau berkunjung ke blog ini. Di pos pertama saya ini, saya mau berbagi pengalaman saya saat pergi ke negara Cambodia.

Cambodia merupakan negara yang berbentuk kerajaan yang terletak di ASIA TENGGARA. Cambodia terletak antara Thailand, Laos, dan Vietnam. Menurut Wikipedia Indonesia, Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14.

Saat itu menunjukkan pukul 8 pagi, saya beserta suami tercinta berangkat dgn pesawat Air Asia dari bandara Soekarno Hatta dan akhirnya sampai di Cambodia pukul 4 sore. Hati senang tapi cukup lelah saat di perjalanan.

Karena kebetulan kk ipar saya bekerja disini, jadi Sesampainya di Cambodia kami dijemput menggunakan mobil dan diantar untuk booking hotel di TOYOKO INN. Harga per malamnya beragam. Karena hanya berdua jadi kami booking yang paling murah 50$/ malam sudah termasuk breakfast. Breakfastnya banyak macam. Dari nasi sampai roti juga buah-buahan tersedia lengkap. Trus ada oven juga, jadi kalian bisa nikmatin roti panas. Kamarnya juga bersih banget dan pelayanannya bagus. Buat kalian yang berencana liburan kesini, untuk hotel dengan budget sedang tapi kualitas bintang, TOYOKO INN recomended banget. Free WIFI-nya juga bisa kita nikmati.

Kamar yang kami sewa

Toilet dan kamar mandinya

Breakfast super lengkap

Hotel dan Guest House yang murah sekitar 15$-25$ juga ada di sekitar Mekong River, Tapi kebersihan dan fasilitasnya kurang.

Dikarenakan sangat lelah melakukan perjalanan seharian, kami hanya beristirahat di hotel sambil mengatur rencana kemana kami akan pergi esok.

HARI PERTAMA

Setelah sarapan kami bergegas keluar hotel dan melihat-lihat sekeliling. Kebetulan Mekong River dan area-area hiburan seperti AEON Mall tidak jauh dari tempat kami. Cukup berjalan kaki 10 menit menuju AEON mall atau menggunakan tuk-tuk seharga 1$.

Kami membeli kartu dan paket data. Saya rekomendasikan teman-teman untuk pakai metfone. Untuk harga kartu berkisar 1$ - 2$ dan pulsa 5$ (yang 1$ juga ada) total 6$ - 7$. Daftar paket internet tekan *167# langsung otomatis terpotong 1$ saja. Lumayan buat kita browsing-browsing, buka Google Maps, dan update poto di FB bagi yang suka narsis. Hehehe...

Setelah membeli kartu kita langsung menghampiri pangkalan Tuk-tuk yang tepat berada di depan hotel. Dia kasih liat kita selembar brosur paket jalan-jalan lengkap dari jarak deket sampai jarak jauh. Sayangnya saya lupa photo saking gak sabar untuk kelilingin kota Phnom Penh. Untuk beberapa tempat jarak dekat dia kasih penawaran harga 25$ untuk keliling seharian, dan untuk jarak jauh dia kasih penawaran 40$. Setelah tawar menawar akhirnya kita deal di harga 15$ untuk wisata jarak dekat sepuasnya sampai jam 5 sore. Jadi disini loe mesti pinter nawar ya untuk ngeluarin lembaran dari kocek seminim mungkin. Hehehehehe..

Pemandangan selama perjalanan menuju tempat-tempat wisata

Sepanjang perjalanan perut saya geli, saya tidak berhenti tertawa karena uniknya kendaraan tuk-tuk. Pikiran saya mundur ke belakang mengingat di Indonesia, kendaraan bermotor dipakai paling maksimal untuk menarik 3-4 orang. Ternyata di Cambodia 1 motor yang digunakan untuk tuk-tuk dapat mengangkut 4 - 10 orang. Yang membuat saya lebih geli lagi, cara supir tuk-tuk berkendara ini beragam. Ada yang miring-miring dan sebagainya.

1.NATIONAL MUSEUM PHNOM PENH

13th St. Between 178th and 184th Sts., Phnom Penh, Cambodia

Harga masuk per orang : 3 USD/ Orang

08.00-17.00

Merupakan tempat dimana kehebatan era khmer dipertontonkan. Peninggalan-peninggalan batu bata dan pahatan indah dapat kalian lihat disini. Cuma sayangnya tidak semua bisa kita photo karena ada beberapa peninggalan yang masih memiliki unsur mistisnya. Kita juga bisa melihat banyak sekali turis-turis mancanegara yang datang ke tempat ini.

2. TUOL SLENG GENOCIDE MUSEUM

Street 113, Boeng Keng Kang, Phnom Penh 3, Cambodia

Harga masuk : 2 USD/ orang

08.00-17.00

Tempat kedua setelah National Museum adalah penjara Tuol Sleng. Awalnya saya pikir hanya semacam tempat penyimpanan peninggalan-peninggalan seperti yang kita tahu di indonesia. Tetapi setelah saya masuk ke dalamnya, perasaan sungguh bercampur aduk. Sedih, Marah, takut dan juga merinding.

Tuol Sleng merupakan bekas sekolah Tuol Svay Prey Secondary School dan diubah fungsinya menjadi tempat interogasi, tahanan, penyiksaan sampai pembantaian penduduk kamboja kaum terdidik pada zaman pemerintahan Khmer Merah. Merekan disiksa dengan sadis dan kejam, dikurung dan dibiarkan kelaparan sebelum dibawa ke killing fields pada jaman pemerintahan Pol Pot. Sungguh mengenaskan. Bahkan kabarnya, untuk jumlah yang terhitung sekitar 17.000 tahanan dikurung, disiksa, dan dibunuh. Para wanita dan anak-anak tidak luput dari penyiksaan tersebut.

Gambar diatas ini adalah papan peraturan bagi para tawanan yang bisa kalian lihat saat pertama kali masuk ke gedung ini. Dan dibalik papan ini terdapat 14 makam para korban-korban terakhir yang ditemukan di beberapa ruang eksekusi.

Ditempat ini kita dilarang memotret dan tertawa.

Makam 14 korban terakhir yang ditemukan

Seorang ibu dan bayi yang tak luput dari penyiksaan

Chum Mey (tengah), salah satu korban dari 7 orang yang selamat

Tempat ini memiliki 4 bangunan bertingkat yaitu Gedung A,B,C dan D. Semuanya memiliki cerita kelam tentang kekejaman Pol Pot. Kabarnya tempat ini juga merupakan tempat terangker se Asia loh. Menurut kesaksian penduduk sekitar, sesekali dalam tengan malam sering terdengar raungan kesakitan dari sudut gedung. Suara tersebut dipercaya adalah para Roh yang sebelumnya merupakan korban-korban eksekusi.

Ruangan lengkap dengan ranjang besi, sebuah kotak dan pengikat kaki yang terbuat dari besi

Pada setiap ruangan di Gedung A, kita akan menemukan tempat tidur besi lengkap dengan batangan dan kalung kaki serta satu kotak yang terbuat dari seng beserta bingkai gambar para korban-korban terakhir yang ditemukan.

Gedung B berisi foto-foto wajah para korban yang sempat didokumentasikan dan tumpukan pakaian-pakaian bekas para korban yang disimpan dalam kotak kaca. Pakaian tersebut terlihat kusam dan usang karena bercampur debu, tanah, bahkan darah. Saya tidak sempat mengabadikan banyak gambar, karena melihatnya saja sudah sesak.

Di gedung C dikelilingi kawat pembatas dan kawat berduri. Tempat ini merupakan tampat penyekapan para korban yang disekat kecil-kecil. Di beberapa ruangan bisa kita lihat, bekas darah masih menempel di lantai-lantai.

Penjara untuk mengurung para korban

Jejak Darah di lantai

Ranjang penyiksaan yang masih menyisakan darah kering diatasnya

Bekas darah di lantai ruang penjara

Saya semakin tidak bisa berlama-lama ditempat ini. Akhirnya saya putuskan untuk berpindah ke gedung D.

Gedung D merupakan gedung terakhir dari keseluruhan bangunan museum. Di gedung ini masih tersimpan beberapa peralatan dan sarana untuk menyiksa para korban yang digunakan oleh para penjaga dan pengurus. Disetiap ruangan diletakkan lukisan dan cara-cara bagaimana para korban disiksa. Di ruangan terakhir terdapat tengkorak dan lukisan peta kamboja yang terbuat dari tengkorak manusia. Mengerikan bukan?

3. Wat Phnom

Tidak lupa dengan perut, pukul 2 siang kami berburu di KING BURGER yang terletak ditepi sungai mekong. Setelah itu kami melanjutkan destinasi menuju wat phnom. Tempat ini gratis gak bayar. Pemandangannya asik buat kalian yang suka selfie ataupun nongkrong-nongkrong.

3 jam cukup berkeliling, pukul 5 kami kembali ke hotel.

4. AEON MALL

1 jam cukup bagi kami untuk mandi dan "meluruskan pinggang'', pukul 6 kami keluar menuju AEON Mall. Hanya 5 menit berjalan kaki dari hotel yang kami tempati.

Di lantai paling bawah banyak bazar makanan, semua murah-murah. Berkisar antara 1 - 2.5$. Mulai dari makan khas cambodia seperti nasi dan mie gorengnya, soup mie nya, sampai makanan luar juga lengkap. Ngiler abisss.... Yang pantang makan babi jangan khawatir, karena ada banyak pilihan seperti bebek, ayam, sapi, seafood..

Tampilan kios-kios bazar makanan di lantai dasar

Nasi Goreng khas Cambodia Harga 2.5$/Porsi

Sup Mie Kare ayam khas Cambodia Harga 2.5$/Porsi

Takoyaki 1$/ 4pcs

Buat kalian yang suka makan sepuasnya gak pake mahal, mirip ''All You Can Eat'', kalian bisa naik ke lantai 3 dekat XXI ada Shabu-Shabu. Harga /orang cuma 9.8$ makan sepuasnya. Daging sapi, daging babi, cumi, udang, kepiting, berbagai macam sushi, tempura, ice cream, nasi goreng, mie goreng semua ada disini. Saran saya, kalau mau makan disini jangan terlalu malam. Semakin malam datangnya, persediaan semakin habis.

HARI KEDUA

Setelah melakukan aktivitas yang panjang yang menyenangkan sekaligus melelahkan di Hari Pertama, hari kedua kami memutuskan untuk berkunjung ke Killing fields bersama teman baik kami yang datang dari korea. Perjalanannya cukup jauh, sekitar 45 menit by tuk-tuk dari hotel yang kami tempati. Harga tuk-tuk 25$ menuju killing fields dan Tonle Bati.

Tepat seberang gerbang Killing Field terdapat restaurant. Aroma membuat perut kami lapar. Harga dan rasa yang ditawarkan pas di kantong.

Oia sedikit review, saya bangga loh dengan Indonesia, negri saya sendiri. Hehehe.. Hampir semua orang cambodia yang kami temui, baik tuk-tuk maupun pelayan/ pemilik restaurant dan siapa saja yang mengetahui bahwa kami adalah orang Indonesia, mereka sangat menghargai kami. Bahkan sampai ada yang merangkul kami dan mengatakan bahwa kami adalah "Bestfriend" mereka. Ternyata alasannya adalah ini (klik disini).

CHOEUNG EK KILLING FIELDS/ LADANG PEMBANTAIAN

Killing field merupakan sebuah tempat di Kamboja, di mana sejumlah besar orang tewas dan dikuburkan oleh rezim Khmer Merah selama pemerintahan pada periode 1975-1979, sesaat setelah akhir Perang Saudara Kamboja. Tempat ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga kamboja pada awalnya, dan tempat ini merupakan tempat kedua setelah Penjara Tuol Sleng. Setelah mereka disiksa lalu dibawa ditempat ini untuk dieksekusi mati.

Aura mencekam bercampur kesedihan begitu terasa ketika pertama kali menginjakan kaki di gerbang masuk. Begitu banyak korban yang tak bersalah, dari yang tua, wanita sampai balita disiksa secara kejam dan mati sia-sia ditempat ini.

Ditempat ini kita dilarang berbicara atau berisik.

Untuk memahami sejarah dan latar belakang tempat ini kita akan dipandu melalui alat audio yang diberikan pada saat membeli tiket masuk.Alat audio ini ada beberapa macam bahasa. Inggris, korea, dan malaysia. Dengan dibawa berkeliling di seputar lokasi, kita akan dibawa berhenti pada 18 titik perhentian. Di setiap titik perhentian yang diberi tanda nomor pada lokasi tersebut kita tinggal menekan angka pada tombol yang bersangkutan pada peralatan audio dan seketika akan langsung terdengar penjelasan tentang lokasi pada nomor yang kita pilih.

Rezim Khmer Merah di bawah kepemimpinan Pol Pot yang memerintah tahun 1975-1979 benar-benar membawa Bangsa Kamboja masuk dalam masa yang paling kelam dan tragis. Dengan menggusur pemimpin sebelumnya Lon Nol yang dianggap sebagai pemerintahan korup, Pol Pot menerapkan pemerintahan komunis yang sangat ekstrem dan radikal.

Betapa tidak. Dengan mengumumkan negara Kamboja sebagai negara baru pada tahun 1975 dan dinyatakan sebagai tahun awal (Year Zero) untuk membangun segala sesuatunya. Rakyat Kamboja dari berbagai tingkatan dan profesi seperti dokter, guru, pedagang, kaum profesional, pengacara dll dipaksa untuk meninggalkan semua pekerjaan mereka dan dengan menggunakan kekerasan mereka dipaksa menjadi petani untuk menggarap tanah dengan mengedepankan sektor pertanian.

Pada masa itu Kamboja benar-benar dibuat terputus dengan dunia luar. Sekolah ditutup, mata uang hilang dari peredaran, hukum ditiadakan, wabah kelaparan dan penyakit merebak. Semua rakyat dikerahkan untuk melakukan kerja paksa di bidang pertanian.

Bagi mereka yang tidak sepaham dengan doktrin tersebut atau orang-orang yang dicurigai yang dianggap masih memiliki hubungan dengan rezim lama atau memiliki hubungan dengan asing akan ditangkap dan disiksa oleh tentara Khmer Merah. Oleh karena itu “The Killing Fields” Choeung Ek ini memiliki keterkaitan erat dengan komplek penjara S-21 (yang sekarang menjadi Tuol Sleng Genocide Museum) di Phnom Penh karena di penjara inilah para tahanan dipenjarakan serta disiksa sebelum akhirnya dibawa ke Choeung Ek untuk menjalani eksekusi dengan dibunuh dan dibantai. Sungguh mengerikan…….

Duniapun dibuat geger dan gempar. Lebih dari 2 juta jiwa rakyat Kamboja melayang akibat kekejaman serta kekejian tentara Khmer Merah.

Foto saat pertama kali ditemukan. Ribuan tengkorak dan tulang belulang berserakan

Indahnya Bangunan Stupa Choung Ek menyambut kedatangan kita. Namun isinya??

Tempat anak-anak dieksekusi mati (Anak-anakpun tidak luput dari penyiksaan)

Ditempat inilah bayi dan anak-anak dibunuh dengan cara dilempar dan dibenturkan di pohon besar ini. Pembantaian ini secara sengaja dilakukan oleh tentara Khmer Merah di hadapan para orang tua bayi dan anak-anak tersebut untuk tujuan interogasi dan selain itu untuk memusnahkan satu generasi agar setelah dewasa nanti anak-anak tersebut tidak bisa membalas dendam orang tua mereka. Bisa dibayangkan kekejian dan kebiadaban perlakuan rezim Khmer Merah ini.

Numpang narsis dikit. Hehehehe...

Bekas tulang belulang dan pakaian korban yang sudah tercabik-cabik dan usang tertimbun tanah dan pasir.

Gigi yang terlepas karena penyiksaan (Ex. pukulan keras dengan benda2)

Mass Grave/ Kuburan massal para korban

Kotak kaca yang berisi tulang-tulang

Tulang-tulang yang diletakkan diatas kotak kaca

Terdapat sebuah pohon besar yang disebut Pohon Ajaib (Magic Tree). Pada dahan pohon ini dipasang speaker/ pengeras suara dan diperdengarkan musik tradisional rakyat Kamboja. Ini dilakukan tanpa maksud. Suara musik yang disetel dengan volume keras hanya sebagai kamuflase dan upaya untuk meredam suara jeritan dan tangisan dari para korban yang sedang disiksa dan dibantai agar teriakan mereka tidak terdengar hingga keluar area ladang pembantaian.

Para korban dibunuh tentara Khmer Merah tidak dengan cara ditembak menggunakan senjata alasannya untuk menghemat peluru atau amunisi tetapi dengan menggunakan alat-alat tradisonal pertanian seperti cangkul, pisau untuk memotong kelapa, batang bambu dll.

Sepulang dari tempat ini, Doa saya semoga kekejaman seperti ini tidak terjadi kembali seperti yang dilakukan Pol Pot terhadap rakyatnya.

TONLE BATI

Tonle Bati (Sungai Bati) merupakan sebuah danau kecil yang terletak 30km sebelah selatan Phnom Penh. Perjalanan menuju Tonle Bati dibutuhkan waktu 1 jam. Sesampainya di tonle bati sedikit kecewa karena tidak ada apa-apa. Hanya ada bangunan-bangunan dan tidak begitu banyak dan bale-bale diatas air danau. Kumuh kurang terawat dan gak layak untuk nongkrong.

Selain itu saran saya, jika ada yang menyuguhkan bunga atau dupa dengan ucapan "Free for you", lebih baik jangan diambil karena ujung-ujungnya kalian akan terus diikuti sampai kalian memberikan uang anda kepada mereka.

PHNOM PENH NIGHT MARKET

Pukul 6 kami tiba di hotel untuk bersih-bersih. Perjalanan hari ini cukup melelahkan. Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalan kami ke tempat yang paling digemari di Phnom Penh yaitu Night Market.

Banyak pakaian-pakaian murah, makanan-makanan seperti sate seafood-seafood dan makanan khas india. Diramaikan dengan panggung tarian tradisional dan musik-musik modern ala cambodia.

Ice cream kelapa ditaburi kacang dan jagung.. Yummyyyyyy..... Paling favorit!

Oia ada 1 lagi. Ke toko kain beli wol, malah kenalan sama cewe cantik. Ke phnom penh ga bakalan afdol, kalo ga ngunjungin restaurant Titanic! Letaknya pas seberang Phnom Penh night market. Viewnya bagus banget.

Fish amok (Kare ikan), makanan khas cambodia.

Lok lak khas cambodia

Spring roll isi daging ayam

Maaf eke lupa namanya

Sekian dari saya, tunggu review berikutnya. semoga bermanfaat. GBU

JALAN JALAN KE KAMBOJA

Senin, 08 Februari 2016

BAHASA KAMBOJA

Kamis, 07 Januari 2016

PENGALAMAN KE KAMBOJA PART 1